Filosofi dan tuah Keris Sempono Bungkem yang legendaris

[Keris Sempono Bungkem luk 7]
Sempono Bungkem adalah salah satu Dhapur Keris Sempono yang berbeda dari dhapur Sempono pada umumnya karena Keris ini bukan berluk 9 melainkan berpakem luk 7. Dan dari semua literatur yang ada mulai dari Buku Dhapur Damartaji (1998), Ensiklopedi Keris (2004), Buku Keris Jawa Antara Mistik dan Nalar (2006), sampai literatur lama seperti Tjuriga Dhapur (1963) dan Kawruh Empu (1914) menegaskan jika Keris Sempono Bungkem yang sesuai pakem adalah berluk 7 dengan ciri khas kembang kacang bungkem.

Ricikan Keris Sempono Bungkem antara lain: memakai kembang kacang bungkem [ujungnya rapat menempel pada dinding gandhik] yang merupakan ciri khas dari Keris Sempono Bungkem. Tapi jika kembang kacangnya pogok juga disebut Sempono bungkem. Tidak ada ricikan lain pada Keris ini kecuali jalen, dan kadang-kadang memakai tikel alis.

Keris Sempono Bungkem sangat populer di masyarakat karena keampuhan tuahnya yang diyakini dapat membungkam mulut lawan bicara sehingga tidak bisa berbuat apa-apa ketika berhadapan dengan pemilik Keris Sempono Bungkem. Karena kepopulerannya tersebut sehingga Keris ini banyak dipalsukan dengan berbagai macam cara untuk mengelabuhi pembeli dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.

Dalam filosofi Jawa, luk 7 disebut “pitu” yang selalu dikaitkan dengan konsep “pitulungan” atau dalam bahasa Indonesia artinya pertolongan, sehingga apapun yang berkaitan dengan angka 7 selalu di anggap memiliki makna bahwa kita nyuwun pitulungan, atau memohon pertolongan kepada TUHAN.

Dalam tradisi Jawa banyak ritual-ritual adat atau upacara-upacara adat yang berhubungan dengan angka 7. Misalnya saja jika seorang wanita yang usia kehamilannya sudah memasuki usia 7 bulan, maka akan diadakan selamatan yang disebut Tingkepan/mitoni/7 bulanan. Lalu bayi yang telah berusia 7 bulan, maka akan diadakan prosesi yang dinamakan turun tanah (tedak siten/dun-dunan). Acara-acara tersebut merupakan bentuk permohonan kepada TUHAN agar mendapatkan "pitulungan" atau pertolongan-NYA yang disimbolkan dengan angka 7.

Kepercayaan yang telah beredar luas di masyarakat tentang Keris Sempono Bungkem justru lebih pada keampuhan tuahnya yang diyakini dapat membungkam lawan bicara. Jika seseorang memiliki Keris Sempono Bungkem maka kata-katanya akan didengar/dipatuhi, dan akan disegani semua orang.

Tuah penundukan dan pembungkam Keris ini memang luar biasa sampai-sampai orang yang berniat tidak baik pada pemiliknya atau bahkan yang akan menagih hutang akan terdiam seperti orang linglung ketika berhadapan dengan pemilik Keris Sempono Bungkem.

Karena keampuhan tuahnya itulah sehingga Keris Sempono Bungkem banyak menjadi piandel/pegangan orang-orang yang berprofesi sebagai Pengacara, Jaksa, Hakim, Pejabat tinggi pemerintahan dan orang-orang yang profesinya mengharuskan harus sering beradu argumen, atau bahkan piandel untuk orang-orang yang sedang terjerat kasus hukum karena tuah Keris ini diyakini dapat membuntukan atau menghentikan suatu masalah. Maka tidak heran jika jika banyak orang yang berani membayar mahar/mas kawin untuk Keris Sempono Bungkem dengan nilai yang begitu fantastis mengingat kelangkaan dan tuahnya yang begitu dahsyat.

Tapi dibalik semua keistimewaan mengenai tuahnya tersebut, sebetulnya ada ajaran yang dititipkan pada Keris Sempono Bungkem yang memiliki makna mendalam tentang kehidupan.

- Sempono artinya mimpi/cita-cita/harapan
- Bungkem artinya diam

Diam disini adalah laku-hidup di segala situasi, diam untuk menenangkan, membersihkan, dan membeningkan hati dan pikiran agar dapat selaras dengan kehidupan. Diam juga merupakan bagian penting dari komunikasi, yaitu untuk mendengarkan. Keadaan ini juga sekaligus memberi ruang bagi kita untuk berpikir dan menanggapi.

Diam mengandung kehendak refleksi. Diam itu olah kesabaran. Diam mengajarkan mawas diri. Diam itu ejawantah diri, karena langit tidak perlu menjelaskan jika dirinya tinggi, dan sampah tidak perlu mengatakan dirinya kotor.

Jadi, Sempono Bungkem sesungguhnya adalah piwulang atau ajaran bahwa untuk bisa mewujudkan mimpi/cita-cita/harapan, kita harus bisa diam untuk mendengarkan, diam untuk memahami, diam untuk merasakan dan diam agar menjadi peka. Diam juga bisa di artikan menerima keadaan tanpa banyak mengeluh [nrimo ing pandum] yang merefleksikan rasa syukur dan keikhlasan, tidak selalu mengeluh dan menyalahkan keadaan, tidak grusa-grusu dalam bertindak sehingga bisa mengambil kesempatan/peluang pada saat yang tepat. Diam untuk mewujudkan mimpi bukan berarti tidak berbuat apa-apa, tapi diam lebih baik daripada koar-koar tanpa isi.

Sumber: HARTA LANGIT


Demikian informasi tentang “Filosofi dan tuah Keris Sempono Bungkem yang legendaris”. Untuk informasi lain seputar Benda-benda pusaka bertuah, dapat dibaca pada artikel YONI KERIS lainnya.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Filosofi dan tuah Keris Sempono Bungkem yang legendaris"

Post a Comment